Repetition Is The Mother Of All Learning
“Repetitio mater studiorum est” atau “Repetition is the mother of all learning”. Suatu kalimat yang sudah sangat lama sekali ada di muka bumi dan ditemukan terukir di sebuah batu.
Namun saya menemukan bahwa pengulangan bukan saja ibu dari semua keterampilan, namun pengulangan adalah kunci dari komunikasi yang SANGAT EFEKTIF.
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah ingin didengarkan dan dimengerti. Sebagai bapak, tentunya ingin didengarkan dan dimengerti. Sebagai bos, karyawan, istri, anak, adik, teman, pacar, suami, istri; semuanya ingin didengarkan dan dimengerti. Betul atau betul?
Maka kita akan sangat senang dengan orang yang mau mendengarkan dan bisa mengerti kita. Saking dahsyatnya perasaan senang ini, biasanya orang yang mau mendengarkan dan bisa mengerti perasaan ini, lanjutannya kita nikahi. Sulit menemukan orang yang bisa dengar & ngerti kita. Kalau ketemu, kita jadikan pasangan hidup kita. “Rasanya bersama dia saya merasa pas. Saya merasa cocok. Dia satu-satunya yang bisa mengerti saya”, begitu kira-kira perasaan kita. Betul?
Saat saya berada di airport Batam, seorang anak berkata pada ayahnya, “Ayah, lihat… itu pesawat yang merah sedang terbang!!”
Ayahnya merasa malu karena suara anaknya terdengar ke seluruh executive lounge. Maka sang ayah berkata, “Hus, diam! Jangan ribut!”
Sang anak berteriak lagi, “Ayah lihattttt, itu pesawat yang warna merah sedang  terbang!!”, dia malah berteriak makin keras.
Sang ayah juga makin panik, “Iya, hussh, diam. Ayo duduk tenang-tenang”. Sang anak bukannya diam malahan makin bersemangat teriak lagi.
Sebenarnya sang anak cuma ingin didengarkan dan dimengerti. Dia ingin perasaannya diakui. Bila sang ayah mau MENGULANGI kata-katanya , “Iya adek betul. Pesawat yang warna merah terbang yah…”. Maka saya jamin sang anak akan langsung senang dan malah makin ‘nemplok’ sama ayahnya.
Contoh lain, seorang bos ngomong ke staffnya, “Lantai ini tolong dibersihkan semua dari sisa-sisa minyak yah!”
Sang  staff cuma ngangguk saja sambil jalan lagi.
Maka si bos pasti akan naik pitam dan mengulangi lagi, “Eh, denger ga sih? Saya bilang lantai ini harus bersih dari sisa minyak!”
Lalu si staff menjawab, “Iya pak, lantainya dibersihkan dari sisa minyak kan?”
Barulah sang bos pergi sambil menggerutu, “Dasar susah dikasih tau!! Masih ngeyel lagi!”
Namun seandainya sang staff mau mengulang lagi saat diberi perintah, “Baik pak. Nanti lantainya akan saya bersihkan dari sisa minyaknya. Terima kasih, pak”. Maka sang bos akan langsung senang.
Pengulangan simpel ini begitu kuat makna dan manfaatnya. Namun kita biasanya lebih suka mengangguk saja atau menjawab simpel, “Hmmm” atau “Ho oh”.
Padahal saya yakin dari 100 masalah di dunia, 110-nya adalah masalah komunikasi (hiperbola yang saya yakini benar).
Coba saja kalau anda ke restoran, lalu setelah memesan pelayannya ngeloyor pergi tanpa mengulangi pesanan anda. Bagaimana perasaan anda?
Di dunia sales, mengulangi ini bahkan dinamakan sebagai jurus porcupine (landak). Misalnya customer bertanya, “Ini ada yang warna biru?”
Maka yang kita lakukan adalah lemparkan kembali pertanyaannya, “Bapak mau yang warna biru?”
Dengan demikian saat client menjawab, “Iya, saya mau yang biru”, maka dia yang meyakinkan dirinya sendiri untuk membeli warna biru. Kita ga perlu repot-repot meyakinkan client lagi.
Tips ini simpel namun sangat powerful. Praktek yah!!
Salam Dahsyat!
Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:
Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com