Bagaikan Menu Restoran
Aneka Masakan Ayam
- Ayam kungpao
- Ayam panggang
- Ayam goreng
- Ayam semur
- Ayam masak jahe
- Ayam rendang
- Opor ayam
- Ayam bungkus telur
- Ayam saus tiram
Aneka Masakan Udang
- Udang saus padang
- Udang saus tiram
- Udang goreng tepung
- Udang telur asin
- Udang asam manis
- Udang goreng wijen
Udah ah!!! Ntar pada ngiler lagi!
Begini, biasanya sebelum kita ke restoran ada sebuah masalah, ‘Lapar!’. Setelah sampai ke restoran dan diberikan menu, dapat masalah baru lagi, ‘Bingung!’ Menunya panjang banget!
Kalau ke restoran sendirian kan ga enak. Kalau ke restorannya sama pacar, muncul masalah baru, “Sayang, kamu mau makan apa?” Biasanya pertanyaan ini dijawab dengan masalah lagi, “Gak tau, kamu sendiri mau makan apa?” Seru kan? Biasanya habis juga 15 menit saling bingung dan bengong memandang menu. Padahal kan lebih bagus memandang pacar, yah!
Tentu saja setelah selesai makan, bingung juga ngelihat bill-nya, hehehehe.
Masalah klasik menu kepanjangan ini gak akan muncul kalau anda makan ke boffet sate. Karena pilihannya biasanya cuma ada dua. Sate padang atau sate bumbu kacang. Intinya, makin simpel pilihannya, makin gampang deh.
Nah, anda pernah nginap di hotel? Saya sering banget nginap di hotel. Biasanya kalau sudah menghadapi ‘Customer Suggestion Form’ atau ‘Daftar saran tamu’, muncullah kebingungan seperti di restoran tadi.
“WADAOW!!! Ini minta saran atau lembar ujian? Banyak amat lembar pertanyaannya!!” Kadang lembar sarannya lebih panjang daripada daftar menunya!!
Ditanyain semuanya deh, mulai dari proses check in sampai ke SEMUA-SEMUANYA!! Memangnya customer itu petugas quality control!
Yang anehnya, biasanya kebanggaan pihak hotel berbanding lurus dengan panjangnya daftar pertanyaan.
Yang lucunya, setelah tamu mengisi ‘lembar ujian’ tadi, gak akan ada deh yang namanya dihubungi lagi oleh petugas hotel.
Yang lebih serunya, setelah dapat jawaban yang banyakkk dan panjanggg, petugas hotelnya malah bingung itu data mesti diapakan!
*Gedubrak*
Jadi…. beginilah cara kita membuat customer comment card. Pertama, customer itu bukan petugas quality control. Itu tugas karyawan anda.
Kedua, pastikan kita tau apa sih yang mau diukur dan dituju.
Ketiga, baru rancang form yang sesuai dengan apa yang mau dikur dan dituju. Simpel aja, pendek aja, biarkan tamu tersenyum saat melihat customer comment card anda.
Lalu selipkan tulisan, “Bolehkah kami menghubungi kembali untuk membahas mengenai masukan anda?” Kalau tamunya mencentang bagian “Boleh”, anda tunggu apa lagi? Ayo hubungi customernya!
Simpel dan masuk akal kan?
Salam Dahsyat!!
Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:
Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com