Penilaian Awal Melekat
Sudah jadi rahasia umum. Saat melihat orang dalam 2 detik saja, kita sudah mempunyai kesan tertentu. Entah bagus atau kurang bagus. Bagaimana kalau kita menilai dalam 5 atau 10 detik. Apakah hasilnya akan berbeda dengan penilaian selama 2 detik?
Bagaimana kalau kita mengamati orang tersebut selama 3 bulan? Apakah hasilnya akan berbeda dengan penilaian 2 detik tadi? Saya tebak, anda akan menjawab, “Tentu saja beda!!†Hasil 3 bulan tentu berbeda dengan hasil 2 detik.“ Kita berasumsi bahwa 3 bulan tadi akan menghasilkan informasi yang lebih banyak dan akurat. Sehingga penilaiannya akan berbeda.
Namun tidak, hasilnya TIDAK akan berbeda. Ternyata penilaian kita terjadi hanya dalam 2 detik pertama. Seorang psikolog dari Stanford University, “Nalini Ambady” melakukan survey yang sangat menarik. Sekelompok murid diminta untuk mengamati 13 orang pengajar lewat video. Video ini sudah dibuang suaranya. Sehingga mereka hanya bisa menilai lewat gambarnya saja. Masing-masing gambar hanya ditampilkan selama 30 detik saja.
Lalu para murid diminta hasil penilaiannya. Bagaimana menurut pendapat para murid tentang masing-masing pengajar. Orangnya seperti apa? Apakah pengajar itu “Ramahâ€, “Percaya diriâ€, â€Kompetenâ€, atau “Aktif?”
Setelah semua video pengajar tersebut ditampilkan selama 30 detik, video tersebut ditampilkan ulang. Kali ini dalam waktu hanya 15 detik. Lalu bahkan dipersingkat lagi dalam 6 detik.
Ada yang aneh, setiap kali, entah itu 30 detik atau 6 detik, para murid bisa langsung melihat mana guru yang paling efektif dan sukses. Mereka bisa menilai dengan sangat akurat!
Bahkan Dr. Ambady meminta para murid untuk masuk ke kelas sang pengajar dan belajar sampai akhir semester. Lalu penilaian mereka diminta lagi. Hasilnya tetap relatif sama! Hanya sedikit penilaian yang berbeda dengan hasil pengamatan 6 detik. Menarik!!
Ada yang mengatakan, efek pandangan pertama itu hanya sekejap saja. Ini kurang tepat, efek pandangan pertama itu biasanya abadi.
Saat kita pertama kali mendapatkan kesan, kita langsung menilai. Setelah itu apapun yang terjadi sesudahnya, kita berusaha memasukkan ke dalam penilaian pertama kita tadi.
Misalnya saja kita melihat seorang pria kejam dan berwajah bengis. Bisa anda bayangkan? Pasti kita langsung memberi penilaian negatif. Nanti saat kita melihat pria tersebut kencing di balik pohon, kita langsung mencocokkan penilaian itu ke dalam kesan penilaian negatif yang sudah ada. Kesannya bakal seperti ini nih, “Tuh kan, orangnya memang kejam dan jorok. Lihat aja tuh kencing di pohon!!”
Namun coba kalau kita melihat pria ganteng & maskulin. Kita langsung mempunyai kesan positif. Bahkan saat si pria ganteng itu kencing di pohon juga, kita jadi lebih pemaaf, “Yah, enak yah jadi cowok. Praktis. Kalau kebelet bisa buang air di mana saja.”Â
Padahal mereka sama-sama kencing di pohon!! Namun kita punya kesan yang sama sekali berbeda. Kita memasukkan penilaian kita ke dalam hasil pandangan pertama.
Memang, pada akhirnya tentu saja biasanya perilaku pria berwajah bengis akan beda total dengan prilaku pria ganteng yang maskulin. Yang bengis biasanya akan tetap kencing di pohon. Yang ganteng, kalau kebelet banget baru deh terpaksa kencing di pohon.
Yang bengis biasanya kerjanya ‘nyerempet’ norma-norma kemanusiaan. Yang ganteng sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan.
Tetap saja kesan pertama yang kita miliki akan tetap mendekati akurat!
Nah, detik-detik pertama bertemu client sangat MENENTUKAN! Ayo kita latih. Pakai baju yang mendukung, jam tangan yang mendukung, kata-kata yang mendukung. Detik-detik pertama ini yang membentuk detik-detik dan bulan-bulan berikutnya.
Perhatikan kesan pertama di kantor anda, di lapangan parkir anda. Bila anda punya layanan reservasi, perhatikan kata-kata di email atau di telephone. Perhatikan website anda, karena itulah gambaran dari perusahaan anda yang dilihat oleh customer.
Nantinya semua interaksi yang dialami oleh customer akan dimasukkan ke dalam ke kesan pertama tadi.
Jadilah EXCELLENT untuk detik-detik pertama, karena mayoritas memang itulah gambaran dari diri anda yang sebenarnya!
Salam Dahsyat!
Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:
Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com