Ke Mana Fokusnya?
Momen kelulusan SMP saya adalah momen yang sangat menyenangkan. Saya lulus dengan NEM (Nilai Ebtanas Murni) 50.95 untuk 6 mata pelajaran. Berarti saya punya rata-rata 8,49 untuk semua mata pelajaran. Tentu saja itu semua bukan hanya hasil kerja saya. Ada wanita ‘ajaib’ di balik nilai-nilai saya.
Di hari kelulusan itu, saya bisa melihat guru matematika saya, Ibu Leni, membawa 2 kotak besar coklat Silverqueen. Itu adalah hadiah dari beliau pribadi untuk setiap muridnya yang mendapatkan nilai ‘100’ di Ebtanasnya. Rasanya mungkin agak terlalu mengada-ngada, namun itulah kenyataannya. Beliau memang sungguh menepati janjinya.
Hari itu murid kelas 3 SMP Santa Maria pesta pora dengan banyaknya Silverqueen karena begitu banyak yang dapat 100 untuk matematika. Ini memecahkan semua rekor yang pernah ada. Tidak ada yang dapai nilai merah sama sekali. Bahkan anak-anak bandel yang biasanya tinggal kelaspun bisa mencetak nilai 80 dan 90!!
Saya masih ingat saat saya masuk pertama kali bertemu dengan guru ini, ‘Bu Leniwati Johan’. Kami memanggilnya Bu Leni. Badannya kecil, suaranya juga lumayan kecil, penampilannya kurang meyakinkan. Saat saya kelas 1 SMP, beliaupun memulai tahun pertamanya mengajar di sekolah kami. Dalam hati saya, “Gawat!! Kami dapat guru baru yang belum teruji.”
Bahkan saat kami naik ke kelas 2 dan 3, Bu Lenipun ikut naik juga mengajar kami lagi.
Namun guru ajaib ini bisa mencetak rekor nilai Ebtanas terbaik! Apa rahasianya?
Ternyata beliau hanya memakai setengah tahun ajaran untuk menerangkan pelajaran. Sisa setengah tahunnya dipakai untuk mengerjakan soal-soal Ebtanas tahun sebelumnya. Kami kerjakan begitu banyak soal. Kami kerjakan sampai ke soal tahun-tahun tua yang kertas soalnya sudah menguning dan rapuh.
Saking banyaknya mengerjakan soal, kami mulai mengerti bahwa tidak semua teori di kelas 3 itu penting. Sebagian teori lebih penting dari yang lain. Sebagian teori selalu saja muncul di lembar ujian dari tahun ke tahun. Kami mulai mengerti polanya.
Beliau fokus pada hasil akhir, yaitu pola soal Ebtanas yang berulang. Lalu beliau menyesuaikan cara belajar kami. Itu rahasianya!
Begitu pula dengan mencapai goal. Fokuslah pada hasil akhirnya, lalu sesuaikan langkah kita. “Apakah kita akan bisa mencapai hasil akhir dengan langkah kita yang sekarang?”
Ayo jawab pertanyaan di atas sebelum melanjutkan.
Hal yang sama berlaku untuk bisnis. Pada akhirnya yang kita layani adalah customer. Mereka adalah ‘Tujuan Akhir‘ kita. Namun seberapa sering kita meletakkan diri kita di posisi mereka?
Seberapa sering kita mencoba sendiri produk kita, sebelum menjualnya ke customer? Apakah semua prosedur kita dibuat berdasarkan apa yang diinginkan customer atau yang diinginkan kita sendiri?
Siapa yang menyetir kebijakan-kebijakan di perusahaan? Ego atasan dan para pemegang saham, atau kebutuhan para customer?
Demi kebaikan sendiri, ayo jawab dan renungkanlah…. Ke mana sebenarnya anda berfokus saat ini?
Salam Dahsyat!
Anda boleh menggunakan artikel ini di newsletter, website atau publikasi, dengan syarat tetap melampirkan kalimat lengkap di bawah dengan link aktif ke website:
Copyright, Hendrik Ronald. Digunakan dengan izin. Hendrik Ronald adalah Trainer dan Coach Service Excellence. Untuk mendapatkan pelatihan dan artikel lainnya, silakan kunjungi www.HendrikRonald.com